Sunday, February 9

Sendirian

Pernahkah kau berjalan diam tak berucap dengan seseorang di sebuah koridor sempit.
Meski sangat ingin melontarkan beberapa kalimat, berusaha mengucap sesuatu.
Namun koridor tak cukup panjang untuk menunggu kau merangkai nyali.
Berakhir bisu.
Lalu berlalu.

Pernahkah kau diajukan beberapa pertanyaan sederhana dan bersikap tuli membisu.
Tak pun menoleh memberi perhatian, tak pun menjawab dengan sedikit kalimat.
Bukan karena kau tak mendengar, tapi karena kau hanya tidak ingin berucap.
Bukan karena kau tak mengerti, kau tahu pasti jawaban yang harus diberi.
Kemudian pergi menghindar.
Memilih diam. 

Pernahkah kau duduk di tengah tengah tribun bangku batu panjang dan tak satupun terisi.
Mencari kembali beberapa memori lalu, ilusinya beralih dari satu bayang ke bayang lain. 
Beberapa kali tertahan pada kenangan penting penuh emosi.
Lalu kembali melompat pada beberapa ingatan sepele yang tak berarti.
Kemudian tersadar dari lamunan, teringatkan hidup sudah terlalu lama berhenti.
Tapi tak juga mau pergi.
Menyendiri.

Pernahkah kau meletakan sebuah pena diatas kertas putih polos.
Mengukirkan tintanya ke kanan kiri sembari berusaha menggali imajinasi.
Sedikit  tekanan pada beberapa garis sebagai pengulangan penegasan.
Seketika memutar mutar pena tanpa pola yang jelas.
Berulang ulang dan semakin menjadi jadi.
Kini kertas hitam polos penuh arti.
Tercoret carut marut.

#ar039

0 comments:

Post a Comment

 
;